Tulungagung (kab-tulungagung.kpu.go.id) – Anggota KPU Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Much Amarodin menjadi narasumber dalam Sosialisasi Pemilihan Umum Bersama Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Sosialisasi yang dilaksanakan pada Selasa, 15 November 2022 lalu meminta KPU Kab.Tulungagung yang diwakili oleh Amar untuk memberikan materi seputar tahapan-tahapan Pemilu. Tahapan Pemilu sudah dilaksanakan oleh KPU sedari 18 bulan sebelum pelaksanaan Pemilu dan saat ini tahapan Pemilu sudah sampai pada tahapan rekruitmen Badan AdHoc. Amar juga menyampaikan bahwa partisipasi mahasiswa sebagai penyelenggara pemilu akan memberi pengalaman terjun langsung ke masyarakat. Dan bahwa sekecil apapun partisipasi kalian akan lebih baik dan akan merubah masa depan lima atau sepuluh tahun kedepan. Partisipasi kalian juga penting bagi suksesnya Pemilu 2024, baik sebagai penyelenggara, peserta pemilu, ataupun sebagai pemilih.
Anggota KPU Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Much Amarodin. sebagai menjadi narasumber.(15/11/022)
Hadir juga dalam sosialisasi ini Anggota Bawaslu Koordinator Divisi Hukum, Humas dan Data Informasi, Pungki Dwi Puspito,S.Pd.I . Pungki menyampaikan materi terkait pengawasan terhadap Pemilu. Dalam menjalankan pengawasan, Bawaslu juga mempunyai beberapa tingkatan seperti KPU mulai dari di tingkat pusat sampai pada pengawas di TPS. Bawaslu menjalankan tugasnya untuk mengawasi baik mengawasi KPU, Partai Politik, ASN dan Polri harus bersikap netral sebagaimana dalam UU No. 7 Tahun 2017. Dibahas pula dalam materi yang disampaikan Pungki tentang money politic yang sudah menjadi rahasia umum keberadaannya ketika Pemilu. Penindak lanjutan money politik yang sampai saat ini masih menjadi problema sebab bukti-bukti yang dikumpulkan seringkali tidak sampai dalam tahap dapat kevalidan bukti. Maka dari itu, Bawaslu meminta kerja sama kepada seluruh masyarakat untuk turut memberi pemahaman kepemiluan kepada seluruh lapisan masyarakat agar jika ada pelanggaran dapat diusut oleh Bawaslu dengan sigap. “Memang ada mahasiswa dan masyarakat yang masih bersikap apatis terhadap pemilu dan politik, namun seharusnya mahasiswa harus selalu membangun sikap kritis agar nantinya dapat mengkritisi calon pemimpin yang tepat bagi Indonesia,” pungkas Pungki.
Di akhir sesi, Amar menambahkan bahwa, “Kita memang tidak akan bisa meniadakan money politic, namun kita semua bisa mengurangi frekuensinya”. (Nit)
Selengkapnya